Limit Fungsi Trigonometri Matematika Kelas XII SMA K13 Peminatan REMMI ADI PUTRA

Rabu, 06 Juli 2022

3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid


3.3.a.10. Aksi Nyata - Pengelolaan Program yang Berdampak pada Murid

 

PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK PADA MURID 

PEDULI LINGKUNGAN DENGAN BERSIH SAMPAH DI SEKOLAH 

(PELIBIS)
SMP NEGERI 38 KERINCI

 

OLEH

 

REMMI ADI PUTRA, M.Pd

CGP ANGKATAN 4 KERINCI


A.   Peristiwa (Fact)

1.     Latar Belakang

Memperoleh pendidikan merupakan hak setiap warga negara. Namun, kenyataannya keadaan ini tak dapat dirasakan oleh sebagian masyarakat. Bukan hanya kesempatan, tetapi fasilitas pendidikan, termasuk gedung sekolah yang tidak memadai menjadi penyebabnya. Tidak bisa dipungkiri, gedung sekolah adalah sarana penunjang pendidikan yang sangat dibutuhkan. Sayangnya, keadaan gedung sekolah di SMP Negeri 38 Kerinci akan sangat jauh berbeda dengan fasilitas di sekolah-sekolah lain di Kabupaten Kerinci. Bukan hanya soal bentuk fisik, tetapi sarana dan prasarana lainnya banyak yang tidak mendukung kegiatan belajar mengajar. SMP Negeri 38 Kerinci hadir dengan bangunan seadanya. Bahkan, cenderung tidak layak dan belum didukung dengan sarana prasarana yang lengkap.


Gambar SMP Negeri 38 Kerinci

           SMP Negeri 38 Kerinci adalah sekolah yang terletak Desa Muara Hemat yaitu paling  ujung dari kabupaten kerinci. Desa ini menjadi tempat pemberhentian atau rest area travel-travel yang keluar atau masuk Kabupaten Kerinci. Setiap hari kita sering melihat sampah yang tidak pada tempatnya. Di jalan, di tempat umum, di sungai, bahkan di dalam ruangan sering kita jumpai sampah yang tidak dibuang di tempat sampah.


Membuang sampah pada tempatnya sebenarnya adalah sesuatu yang mudah bagi setiap orang tetapi kenyataanya masih banyak ditemukan sampah yang berserakan di sembarang tempat. Penyebabnya adalah rasa kurang kepedulian warga terhadap pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Sampah merupakan ancaman serius bagi lingkungan, karena membuang sampah sembarangan dapat menyebabkan pencemaran. Sebagian warga merasa malas ketika ingin membuang sampah pada tempatnya.

Sekolah merupakan gerbang awal ilmu pengetahuan dan tempat transfer informasi. Melalui sekolah, pembinaan penanaman pelibatan siswa secara aktif dalam menumbuhkan kepedulian lingkungan sangat potensial dan cocok disampaikan melalui jalur pendidikan sejak dini.  Selain itu melalui sekolah akan mampu meningkatkan interaksi dan partisipasi seluruh stakeholder dan civitas akademika sekolah untuk lebih peduli terhadap lingkungan. Dengan demikian diharapkan dapat membentuk karakter siswa untuk mencintai lingkungannya dan sekaligus menumbuhkan rasa tanggungjawab Agar lingkungan tempat mereka berada tetap bersih dan sehat.

Menumbuhkan kesadaran akan kepedulian terhadap kebersihan lingkungan harus dimulai sejak dini dan tidak bisa dilakukan dengan paksaan, perlu keteladanan dari orang tua atau orang yang lebih dewasa.  Anak-anak perlu dibiasakan untuk menjaga kebersihan lingkungan. Dengan pembiasaan dan keteladanan diharapkan anak akan terbiasa atau membudaya menjaga kebersihan lingkungan tanpa diminta ataupun diperintah.

Terciptanya budaya menjaga kebersihan lingkungan tentu merupakan harapan dari semua pihak dan membawa dampak yang luas bagi masyarakat kita. Anak juga bisa dilatih untuk memanfaatkan sampah yang bisa diolah menjadi barang yang mempunyai nilai jual. Sampah yang mempunyai nilai jual bisa dikumpulkan dan dijual langsung. Dari berbagai latar belakang tersebut maka untuk itu tugas Aksi Nyata Modul 3.3 mengangkat tema “Peduli Lingkungan dengan Bersihkan Sampah di Sekolah (PELIBISS)”.

 

2.    Deskripsi Aksi Nyata

Langkah-langkah yang dilakukan penulis dalam aksi nyata ini adalah:

1)    Berkoordinasi dengan kepala sekolah dan rekan sejawat


2)    Sosialisasi program kepada murid







3)    Melaksanakan kegiatan pelipis di depan kelas masing-masing



4)    Melaksanakan kegiatan di halaman belakang sekolah










5)    Memisahkan sampah berdasarkan jenis sampah









       Sebelum aksi nyata dilakukan, guru terlebih dahulu mengadakan sosialisasi kepada murid. Murid merasa senang dan antusias dengan kegiatan tersebut, karena menurut mereka kegiatan aksi nyata tersebut tidaklah sulit. Pada awal aksi nyata guru memberikan keteladanan pembuangan sampah pada tempatnya, serta menjelaskan dampak pembuangan sampah secara sembarangan dengan tujuan agar murid tergerak hatinya untuk membuang sampah pada tempatnya secara sadar bukan karena paksaan. Guru juga memberikan contoh cara pemanfaatan sampah.

Pada kegiatan aksi nyata, terlihat murid dapat melaksanakan kegiatan dengan baik. Selain membudayakan membuang sampah pada tempatnya, dan menjaga kebersihan lingkungan sekolah, beberapa murid mengumpulkan sampah yang mempunyai nilai inovatif dan kreativitas. Ada yang memanfaatkan sampah untuk pot tanaman, pas foto, miniatur rumah, asbak rokok. Orang tua juga sangat mendukung kegiatan tersebut hal itu terlihat dari keterlibatan mereka ikut bekerja sama dengan murid mengelola sampah yang ada di sekitar lingkungan rumah. Menurut mereka selain kegiatan ini dapat menjaga kebersihan lingkungan juga bermanfaat. Orang tua merasa terbantu,  karena sebelumnya mayoritas murid menghabiskan waktu dengan menonton TV, bermain layangan, atau bermain game. Harapannya kegiatan ini dapat menumbuhkan rasa peduli lingkungan dan kreatifitas serta inovasi demi mewujudkan merdeka belajar.

 

3.    Alasan mengapa melaksanakan Aksi Nyata PELIBISS

Alasan mengapa melaksanakan Aksi Nyata PELIBISS :

1)   Siswa yang kurang peduli terhadap lingkungan karena kurangnya bimbingan dan pembinaan dari guru

2)    Masih banyak siswa yang belum peduli lingkungan

3)    Masih ada siswa yang peduli lingkungan ketika ada gurunya saja

 

4.    Tahapan BAGJA

 Buat Pertanyaan

Bagaimana mewujudkan siswa peduli lingkungan

 

 Ambil Pelajaran

      Sekolah sudah melakukan program peduli lingkungan pada setiap pagi yaitu 15 menit sebelum Jam Pelajaran dimulai

 

 Gali Mimpi

1)    Murid yang selalu peduli lingkungan

2)  Guru yang selalu aktif membaca, melihat dan berpikir secara bijak dalam setiap pengambilan keputusan dan selalu berinovasi dalam kegiatan pembelajaran

3)  Kepala sekolah sebagai pengambil keputusan, bertanggung jawab,  terbuka,  dan memberikan kepercayaan terhadap langkah perbaikan dan pengembangan guru dan murid

 

 Jabarkan Rencana

Yang melaksanakan program ini adalah seluruh komunitas sekolah, yang mendukung dan bertanggung jawab terhadap  keberhasilan program adalah  kepala sekolah, guru, murid sama komite, orang tua dan masyarakat di sekitar lingkungan sekolah. program ini sudah dan akan dilaksanakan setelah liburan akhir semester.  setelah program ini berjalan, Setelah program ini berjalan, pelaporan kepada penanggung jawab harus rutin sebagai alat kontrol terhadap keberhasilan program minimal setiap bulan sekali dan juga perlu dilakukan evaluasi jika program ini berhasil atau gagal.


 Atur Eksekusi

1)  Murid membersihkan lingkungan 15 menit setiap hari sebelum Pelajaran dimulai

2) Murid membersihkan lingkungan sesuai dengan pemetaan yang sudah ditentukan berdasarkan kelas masing-masing

3) Guru membimbing dan mengawasi murid melakukan kegiatan peduli lingkungan

4)   Mengubah teknik bila masih ada yang tidak peduli terhadap lingkungan

 

5.     Monitoring, evaluasi, learning dan refleksi

Monitoring

Apakah kegiatan peduli lingkungan sudah berjalan dengan baik?

Untuk memastikan bahwa kegiatan peduli lingkungan sudah berjalan dengan baik maka guru harus memastikan bahwa apa yang diprogramkan untuk siswa benar-benar dipahami dan diterapkan dalam kesehariannya

 

 Evaluasi

Sejauh mana program peduli lingkungan telah berjalan dan hambatan apa yang dialami tanda tanya dalam kegiatan evaluasi harus dipastikan bahwa tujuan peduli lingkungan sudah tercapai atau belum dan hambatan yang dialami oleh siswa harus diketahui untuk dicarikan solusinya

 

Metode penggalian data

Apakah dengan kegiatan peduli lingkungan murid dapat lebih peduli terhadap lingkungan atau harus dilakukan dengan teknik yang lain?

           Untuk mendapatkan data ini dilakukan dengan wawancara  atau observasi ( pengamatan)

 

Strategi pengolahan data

       Apakah kegiatan program peduli lingkungan bisa membuat murid lebih peduli lingkungannya?

       Dari jawaban hasil observasi dan wawancara setelah itu dibuat dalam sebuah kesimpulan yang dapat dipergunakan untuk perbaikan titik alhasil sesuai lebih peduli setelah melaksanakan program kegiatan peduli lingkungan.

 

 Strategi pelaksanaan program

1)   Komunikasikan dengan kepala sekolah sebagai penanggung jawab

2)   Membangun kerjasama dengan semua guru

3) Kegiatan program peduli lingkungan diadakan setiap pagi hari 15 menit sebelum   Pelajaran dimulai

4)  Murid melakukan kebersihan lingkungan sesuai dengan pemetaan yang sudah  dipetakan   menurut kelas masing-masing

5)   Guru membimbing dan membina peserta didik

 

Pelaporan

 Mewujudkan siswa peduli lingkungan

 

6.    Keberhasilan dan Kegagalan

Keberhasilan dalam program aksi nyata ini dapat ditunjukkan dengan indikator:

1)    Kegiatan berjalan dengan lancar dan memberi banyak manfaat;

2)    Orang tua mendukung kegiatan;

3)    Murid mempunyai bekal kecakapan hidup; dan

4)    Mulai tumbuhnya kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya.

Sedangkan faktor kegagalan program ini adalah bahwa sebagian besar murid belum terlatih untuk memanfaatkan sampah menjadi benda yang berdaya guna atau memiliki nilai jual.

 

7.    Hasil dan Dampak dari Aksi Nyata yang dilakukan

Hasil aksi nyata

Hasil aksi nyata dari kegiatan yang dilakukan adalah tumbuhnya berbagai karakter positif khususnya terkait dengan kepemimpinan pada diri murid, yang menjadi bekal untuk diri mereka sendiri dalam menjalankan kehidupan selanjutnya.

 

Dampak aksi nyata

Dampak dari kegiatan aksi nyata yang dilakukan, murid mampu menjadi pribadi yang lebih percaya diri kamu peka dan peduli, pertanggungjawabkan mandiri kreatif, bernalar kritis, mampu berkolaborasi dengan menghargai perbedaan pendapat, lingkungan sekolah yang kondusif dan juga aman.

 

B.   Perasaan (Feeling)

Berbicara tentang perasaan saya dalam melakukan aksi nyata ini dari awal merancang program dan menuangkannya dalam tahapan BAGJA  saya merasa semangat dan optimis bahwa murid-murid jika diposisikan dalam kursi kendali pembelajaran mereka mampu mengikuti semua kegiatan dengan baik.

Saya pun merasa senang dan bersyukur karena memiliki Kepala Sekolah yang sangat mendukung Segala perubahan kecil yang saya dan rekan-rekan guru lainnya lakukan selain itu saya sangat menghargai rekan-rekan guru yang antusias ketika diajak berkolaborasi dalam mendampingi dan menuntun murid agar mampu memiliki kepemimpinan baik secara suara, pilihan, dan kepemilikan.

  

C.   Pembelajaran (Finding)

Pembelajaran berharga yang saya dapatkan dalam melakukan aksi nyata yang saya lakukan ini saya semakin meyakini bahwa murid bisa menemukan jati dirinya dengan pengoptimalan segala aset yang dimiliki, termasuk cara guru memperlakukan. Saya dengan murid adalah mitra dalam proses pembelajaran sebagai guru saya hanya harus berperan sebagai petani yang menumbuhkan padi menjaga merawat hingga mereka tumbuh sesuai kodrat alam dan zamannya.

Saat ini saya membuat perencanaan kegiatan yang berkesinambungan Dalam proses pembelajaran yang memiliki tujuan untuk meningkatkan kepedulian murid terhadap lingkungan sekitar dengan memfasilitasi minat dan kebutuhannya mereka dapat menyuarakan keinginannya, membuat pilihan-pilihan, dan merasa memiliki terhadap karya yang mereka hasilkan sendiri. hal ini dapat menumbuhkan rasa tanggung jawab murid untuk memimpin minimal dirinya sendiri agar dapat konsisten dalam sebuah karya

 

D.   Penerapan (Future)

Di masa yang akan datang Saya akan melakukan strategi yang berbeda ketika menghadapi para murid baik di dalam kelas maupun di luar kelas. karena setiap Murid memiliki kemampuan dan minat yang berbeda-beda,  apapun strategi yang kita gunakan harus berdampak pada murid,  dalam setiap penerapan program sekolah harus memperhatikan suara, pilihan, dan kepemilikan pada murid,  Setiap kegiatan khususnya PELIBISS  kita haruslah melibatkan murid secara aktif murid merasa diakui dan memiliki terhadap proses belajarnya dan juga terhadap sekolahnya. dengan budaya positif melalui program PELIBISS  

Diharapkan jiwa kepemimpinan dan pendidikan karakter murid semakin terbentuk titik murid menjadi lebih kreatif inovatif bertanggung jawab semakin percaya diri dan mampu berkreasi sehingga dapat menghasilkan sebuah karya mereka sendiri  apa berupa keterampilan dari daur ulang sampah. Rancangan perbaikan pada masa yang akan datang adalah mengupayakan tindakan-tindakan berikut: 1) Membekali murid dengan pendidikan kecakapan hidup; 2) Lebih banyak memberikan contoh-contoh pemanfaatan sampah agar bisa menjadi benda yang berdaya guna; dan 3) Membiasakan murid untuk berkreasi dengan memanfaatkan sampah.







       Dokumentasi Aksi Nyata Peduli Lingkungan dengan Bersih Sampah di Sekolah (PELIBISS)

1. Merancang Program


 2. Membangun kerjasama dengan semua guru

 

 3. Sosialisasi dengan Guru dan Siswa


4. Kegiatan program peduli lingkungan diadakan setiap pagi hari 15 menit sebelum   Pelajaran dimulai








5.  Murid melakukan kebersihan lingkungan sesuai dengan pemetaan yang sudah   dipetakan   menurut kelas masing-masing

6. Guru membimbing dan membina peserta didik



Jumat, 22 April 2022

3.1.a.9. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi

 


Tugas 3.1.a.9. Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi; Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran


"Pendidikan adalah senjata, yang efeknya tergantung pada siapa yang memegang di tangannya dan pada siapa itu ditujukan." 

=Joseph Stalin=

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Perkenalkan saya Remmi Adi Putra, M.Pd.,Gr Calon Guru Penggerak Angkatan 4 dari SMP Negeri 38 Kerinci Kabupaten Kerinci. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada Fasilitator saya yaitu Bapak Slamet, M.Pd dan Pengajar Praktik saya Bapak Dr (Candidat) Alrizaka Hairi Dilfa, M.Pd yang selalu membimbing, mengarahkan, memberikan support, dan mendampingi saya dalam mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini.

Izinkan saya dalam kesempatan ini membahas tentang Tugas Koneksi Antar Materi Modul 3.1.a.9 terkait Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Dalam Tugas ini terdapat 10 pertanyaan yang akan saya coba membahasnya satu per satu.

  1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Dalam Pandangan Ki Hajar Dewantara, Guru sebagai among atau penuntun segala kekuatan kodrat (kodrat alam & kodrat zaman) pada murid agar sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Makna kata “Penuntun”, dapat dipahami sebagai “Pemimpin Pembelajaran”, yang berpusat pada murid. Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang guru hendaknya mampu menggabungkan strategi pengajaran dan pembelajaran  dengan kearifan lokal dan filosofi Pratap Triloka dari Ki Hajar Dewantara (1889-1959) yaitu “ Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tutwuri handayani.” Disini ada pergeseran paradigma dari student centre atau guru adalah satu-satunya sumber belajar dalam proses pembelajaran, namun guru lebih berperan sebagai fasilitator dan mitra belajar bagi murid.

Untuk mewujudkan kolaborasi yang efektif antara guru dan murid dengan tujuan akhir merdeka belajar bisa diraih, maka guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif. Pratap Triloka menekankan interaksi murid-guru dan terdiri dari pemodelan (bagi mereka yang di depan harus menjadi figur model), memotivasi (bagi mereka di tengah harus memotivasi), dan mendorong (bagi mereka yang di belakang harus mendorong) dalam keseluruhan proses pembelajaran yang dilakukan, termasuk dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran di kelas yang berpihak dan memerdekakan murid akan menjadi pembelajaran yang positif bagi murid-murid untuk menemukan kemerdekaannya dalam belajar sehingga akan berdampak pada pengambilan keputusan yang tepat dan bertanggung jawab. Dalam hal tersebut, maka guru harus mampu mengambil keputusan yang berpihak pada murid serta bijaksana. Berdasarkan hal tersebut guru sebagai pemimpin pembelajaran sudah sepatutnya menerapkan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, dengan menerapkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip penyelesaian dilema, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

  1. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik tentunya adalah nilai penghargaan, tanggung jawab, disiplin, gotong royong, toleransi dan nilai lainnya. Nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang paling kita hargai dalam hidup dan sangat berpengaruh pada pembentukkan karakter, perilaku dan panduan dalam kita mengambil sebuah keputusan. Kemudian keteladanan seorang pendidik menjadi penting bagi peserta didik sehingga dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan dilema etika. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat nilai-nilai atau prinsip, pendekatan, dan langkah-langkah yang benar sehingga keputusan tersebut merupakan keputusan yang paling tepat dengan risiko yang paling minimal bagi semua pihak, terutama bagi kepentingan /keberpihakan pada anak didik kita Peran guru penggerak ada lima yakni: menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, mendorong kolaborasi antar guru, menjadi coach bagi guru lain, dan mewujudkan kepemimpinan murid. Guru penggerak berfokus pada peran kepemimpinan pembelajaran agar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Dalam memerankan perannya tetap berpijak pada 5 (lima) nilai guru penggerak yakni berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif dan inovatif. Guru penggerak harus mandiri artinya mampu memunculkan motivasi dalam dirinya untuk membuat perubahan baik untuk perubahan lingkungan sekitar ataupun pada dirinya sendiri. Dalam menghadapi dilema yang terjadi seorang pendidik harus melakukan tindakan yang tepat, dan bijaksana serta berpihak pada murid. Tindakan tersebut dapat diambil melalui keputusan- keputusan yang diambil berdasarkan empat paradigm ( individu lawan masyarakat, kebenaran lawan kesetiaan, keadilan lawan kasihan dan jangka pendek lawan jangka panjang), tiga prinsip (berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, berpikir berbasis rasa peduli), serta Sembilan pengujian pengambilan keputusan.

  1. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pengajar praktik atau fasilitator telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, apakah sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal, apakah keputusan yang diambil bermanfaat untuk banyak orang dan apakah keputusan yang diambil tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

Seorang pendidik harus mampu mengetahui dan memahami kebutuhan belajar serta kondisi sosial dan emosional dari muridnya. Seorang murid harus mampu menyelesaikan permasalahannya dalam belajarnya. Pentingnya pendekatan Coaching dilaksanakan oleh guru, karena guru dalam hal ini sebagai coach akan menggali potensi yang dimiliki oleh muridnya dengan memberi pertanyaan pemantik sehingga murid dapat menemukan potensi yang terpendam dalam dirinya untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan. Coaching dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat yang akan berpengaruh sehingga terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dengan demikian akan berpengaruh bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.

Sesi coaching membantu guru untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki dan memecahkan permasalahan saat menjadi pemimpin pembelajaran, sehingga pada saat menentukan suatu solusi dari permasalahan dilema etika seorang guru mampu mengidentifikasi suatu permasalahan dengan teknik coaching, sehingga mampu menghasilkan keputusan yang tepat dan berpihak pada murid.

  1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Pada saat pengambilan keputusan dilakukan, seorang guru perlu memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional agar proses pengambilan keputusan dilakukan secara sadar penuh, kesadaran atas  berbagai pilihan dan dampak yang ada. Ketika seorang guru telah menguasai pengetahuan dan keterampilan  serta sikap yang baik mengenai aspek sosial dan emosional, maka keputusan yang diambil memiliki dampak dan tujuan yang positif, keputusan yang diambil juga dapat dipertanggungjawabkan. Kesadaran akan aspek sosial emosional disaat mengambil keputusan juga diperlukan oleh seorang guru terutama saat dihadapkan dengan kasus tertentu yang menuntutnya untuk mengambil suatu keputusan, guru dapat mengarahkan diri untuk melakukan Teknik STOP, yang dilakukan adalah berhenti, kemudian menarik nafas panjang, hingga memberikan waktu untuk memahami dengan baik kasus yang dihadapi. Guru juga akan mencari tau apa yang dirasakan murid dan mau mendengarkan dengan penuh perhatian (fokus). Respon guru yang berkesadaran penuh ini lah yang akan mempengaruhi putusan yang diambil.

  1. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Keberpihakan dan mengutamakan kepentingan peserta didik dapat tercipta dari tangan pendidik yang mampu membuat solusi tepat dari setiap permasalahan yang terjadi. Pendidik yang mampu melihat permasalahan dari berbagai kacamata dan pendidik yang dengan tepat mampu membedakan apakah permasalahan yang dihadapi termasuk dilema etika atau bujukan moral. 

Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai yang dianutnya akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan. 

Jika nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan dan begitupun sebaliknya jika nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung hanya benar secara pribadi dan tidak sesuai harapan kebanyakan pihak.

Kita tahu bahwa Nilai-nilai yang dianut oleh Guru Penggerak adalah reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada anak didik. Nilai-nilai tersebut akan mendorong guru untuk menentukan keputusan masalah moral atau etika yang tepat sasaran, benar dan meminimalisir kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang dapat merugikan semua pihak khususnya peserta didik.

  1. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita sering dihadapkan pada situasi dimana kita diharuskan mengambil suatu keputusan, namun terkadang dalam pengambilan keputusan terutama pada situasi dilema kita masih kesulitan misalnya lingkungan yang kurang mendukung, bertentangan dengan peraturan, pimpinan tidak memberikan kepercayaan karena merasa lebih berwenang, dan meyakinkan orang lain bahwa keputusan yang diambil sudah tepat, perbedaan cara pandang serta adanya opsi benar lawan benar atau sama-sama benar. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat dan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengenali terlebih dahulu kasus yang terjadi apakah kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral. Jika kasus tersebut merupakan dilema etika, sebelum mengambil sebuah keputusan kita harus mampu menganalisa pengambilan keputusan berdasarkan pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga hasil keputusan yang kita ambil mampu menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman untuk muridnya. Intinya pengambilan keputusan yang tepat terkait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat, maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

  1. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Kesulitan di lingkungan saya yang sulit untuk mengambil keputusan terhadap kasus dilema etika dimana terdapat cara pandang dalam menilai kasus dilema etika dan mindset serta budaya sekolah yang sudah terbiasa seperti sejak lama. Perubahan paradigma diperlukan dalam keputusan-keputusan pengambilan keputusan sehingga dapat menghasilkan keputusan yang dapat mengakomodir seluruh kepentingan. Berdasarkan kasus tersebut kembali ke masalah paradigma di lingkungan sekolah.

  1. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Sebagai seorang pendidik, saya merasa terbantu dengan penjelasan materi dari modul 3.1 terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran karena sebelumnya kita sering menemukan dilema namun kita belum bisa menyelesaikan permasalahan dengan mengambil sebuah keputusan dengan tepat, dengan semua materi yang telah dipelajari dari modul 3.1 ini maka ketika kita mengambil keputusan harus memperhatikan beberapa hal penting terkait 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan maka keputusan yang kita ambil akan berdampak baik kepada murid karena pada dasarnya tujuan pembelajaran adalah dapat memberikan keselamatan dan kebahagian pada murid, sehingga dengan keselamatan dan kebahagiaan yang didapatkan oleh murid maka kita telah mampu memerdekakan mereka dalam belajar Pendidik sudah seharusnya memberikan keputusan yang bersifat positif, membuat murid merasa nyaman, dan tenang. Semuanya dilakukan untuk memerdekakan murid dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan belajar mereka. Karena pengambilan keputusan yang tepat akan mempengaruhi pengajaran seorang guru untuk mewujudkan Pendidikan yang memerdekakan murid.

  1. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, pengambilan keputusan erat kaitannya dengan mempertimbangkan konsekuensi positif dan negatif yang ditimbulkan. Utamanya jika keputusan itu berkenaan dengan kehidupan dan masa depan murid-muridnya. Seorang guru akan akan dijadikan figur/idola bahkan cenderung dirindukan oleh murid-murid yang merasa nyaman ketika yang bersangkutan membersamai muridnya dalam proses pembelajaran. Setiap lakunya akan senantiasa dijadikan pedoman. Pun ketika seorang pendidik dihadapkan dalam permasalahan yang menyangkut masa depan anak tersebut, contohnya mengenai studi kasus seorang murid yang ketahuan mencontek di Ujian Akhir Sekolah. Maka seorang guru pastinya akan memikirkan keputusan seperti apa yang akan diberikan kepada murid tersebut. Tentunya mempertimbangkan berbagai aspek yang orientasinya berpusat pada kepentingan murid. Dalam hal ini, seorang guru tidak bermaksud untuk melanggar peraturan, namun lebih membelokkan aturan. Membelokkan aturan dalam hal ini murid tersebut tetap diberikan sanksi edukasi atas kecurangan yang diperbuatnya, namun tidak merugikan masa depannya. Dengan kata lain seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan tetap berpijak pada 3 aspek penting dalam pengambilan keputusan yaitu nilai-nilai kebajikan universal, kepentingan murid, dan tanggung jawab.

  1. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan dari pembelajaran modul ini yang dikaitkan dengan modul-modul  sebelumnya, yaitu: 

  1. Seorang guru yang sekaligus sebagai pemimpin pembelajaran haruslah mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan dari masalah yang dihadapi berdasarkan filosofi Ki Hajar Dewantara.

  2. Pengambilan sebuah keputusan harus berlandaskan pada budaya positif yang sesuai alur BAGJA, sehingga akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman.

  3. Dalam pengambilan keputusan seorang pendidik harus mempunyai kesadaran penuh untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar Pancasila, 

  4. Dalam perjalanan menuju profil pelajar Pancasila, akan menemui dilema etika dan bujukan moral, sehingga diperlukan pedoman 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan agar dapat memutuskan dan memecahkan masalah yang berpihak pada murid demi terwujudnya merdeka belajar.