Limit Fungsi Trigonometri Matematika Kelas XII SMA K13 Peminatan REMMI ADI PUTRA

Jumat, 22 April 2022

3.1.a.9. Blog Rangkuman Koneksi Antar materi

 


Tugas 3.1.a.9. Blog Rangkuman Koneksi Antar Materi; Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran


"Pendidikan adalah senjata, yang efeknya tergantung pada siapa yang memegang di tangannya dan pada siapa itu ditujukan." 

=Joseph Stalin=

 Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Perkenalkan saya Remmi Adi Putra, M.Pd.,Gr Calon Guru Penggerak Angkatan 4 dari SMP Negeri 38 Kerinci Kabupaten Kerinci. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada Fasilitator saya yaitu Bapak Slamet, M.Pd dan Pengajar Praktik saya Bapak Dr (Candidat) Alrizaka Hairi Dilfa, M.Pd yang selalu membimbing, mengarahkan, memberikan support, dan mendampingi saya dalam mengikuti Pendidikan Guru Penggerak ini.

Izinkan saya dalam kesempatan ini membahas tentang Tugas Koneksi Antar Materi Modul 3.1.a.9 terkait Pengambilan Keputusan Sebagai Pemimpin Pembelajaran. Dalam Tugas ini terdapat 10 pertanyaan yang akan saya coba membahasnya satu per satu.

  1. Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Dalam Pandangan Ki Hajar Dewantara, Guru sebagai among atau penuntun segala kekuatan kodrat (kodrat alam & kodrat zaman) pada murid agar sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Makna kata “Penuntun”, dapat dipahami sebagai “Pemimpin Pembelajaran”, yang berpusat pada murid. Sebagai pemimpin pembelajaran, seorang guru hendaknya mampu menggabungkan strategi pengajaran dan pembelajaran  dengan kearifan lokal dan filosofi Pratap Triloka dari Ki Hajar Dewantara (1889-1959) yaitu “ Ing ngarsa sung tuladha, Ing madya mangun karsa, Tutwuri handayani.” Disini ada pergeseran paradigma dari student centre atau guru adalah satu-satunya sumber belajar dalam proses pembelajaran, namun guru lebih berperan sebagai fasilitator dan mitra belajar bagi murid.

Untuk mewujudkan kolaborasi yang efektif antara guru dan murid dengan tujuan akhir merdeka belajar bisa diraih, maka guru perlu menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif. Pratap Triloka menekankan interaksi murid-guru dan terdiri dari pemodelan (bagi mereka yang di depan harus menjadi figur model), memotivasi (bagi mereka di tengah harus memotivasi), dan mendorong (bagi mereka yang di belakang harus mendorong) dalam keseluruhan proses pembelajaran yang dilakukan, termasuk dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran di kelas yang berpihak dan memerdekakan murid akan menjadi pembelajaran yang positif bagi murid-murid untuk menemukan kemerdekaannya dalam belajar sehingga akan berdampak pada pengambilan keputusan yang tepat dan bertanggung jawab. Dalam hal tersebut, maka guru harus mampu mengambil keputusan yang berpihak pada murid serta bijaksana. Berdasarkan hal tersebut guru sebagai pemimpin pembelajaran sudah sepatutnya menerapkan pengambilan keputusan yang berpihak pada murid, dengan menerapkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip penyelesaian dilema, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan.

  1. Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam dalam diri seorang pendidik tentunya adalah nilai penghargaan, tanggung jawab, disiplin, gotong royong, toleransi dan nilai lainnya. Nilai-nilai tersebut adalah nilai-nilai yang paling kita hargai dalam hidup dan sangat berpengaruh pada pembentukkan karakter, perilaku dan panduan dalam kita mengambil sebuah keputusan. Kemudian keteladanan seorang pendidik menjadi penting bagi peserta didik sehingga dapat memudahkan dalam pengambilan keputusan dilema etika. Untuk dapat mengambil keputusan yang tepat nilai-nilai atau prinsip, pendekatan, dan langkah-langkah yang benar sehingga keputusan tersebut merupakan keputusan yang paling tepat dengan risiko yang paling minimal bagi semua pihak, terutama bagi kepentingan /keberpihakan pada anak didik kita Peran guru penggerak ada lima yakni: menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, mendorong kolaborasi antar guru, menjadi coach bagi guru lain, dan mewujudkan kepemimpinan murid. Guru penggerak berfokus pada peran kepemimpinan pembelajaran agar mampu mendorong tumbuh kembang peserta didik secara holistik; aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada peserta didik; serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila. Dalam memerankan perannya tetap berpijak pada 5 (lima) nilai guru penggerak yakni berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif dan inovatif. Guru penggerak harus mandiri artinya mampu memunculkan motivasi dalam dirinya untuk membuat perubahan baik untuk perubahan lingkungan sekitar ataupun pada dirinya sendiri. Dalam menghadapi dilema yang terjadi seorang pendidik harus melakukan tindakan yang tepat, dan bijaksana serta berpihak pada murid. Tindakan tersebut dapat diambil melalui keputusan- keputusan yang diambil berdasarkan empat paradigm ( individu lawan masyarakat, kebenaran lawan kesetiaan, keadilan lawan kasihan dan jangka pendek lawan jangka panjang), tiga prinsip (berpikir berbasis hasil akhir, berpikir berbasis peraturan, berpikir berbasis rasa peduli), serta Sembilan pengujian pengambilan keputusan.

  1. Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi 'coaching' yang telah dibahas pada modul 2 sebelumnya.

Pembimbingan yang telah dilakukan oleh pengajar praktik atau fasilitator telah membantu saya berlatih mengevaluasi keputusan yang telah saya ambil. Apakah keputusan tersebut sudah berpihak kepada murid, apakah sudah sejalan dengan nilai-nilai kebajikan universal, apakah keputusan yang diambil bermanfaat untuk banyak orang dan apakah keputusan yang diambil tersebut dapat dipertanggung jawabkan.

Seorang pendidik harus mampu mengetahui dan memahami kebutuhan belajar serta kondisi sosial dan emosional dari muridnya. Seorang murid harus mampu menyelesaikan permasalahannya dalam belajarnya. Pentingnya pendekatan Coaching dilaksanakan oleh guru, karena guru dalam hal ini sebagai coach akan menggali potensi yang dimiliki oleh muridnya dengan memberi pertanyaan pemantik sehingga murid dapat menemukan potensi yang terpendam dalam dirinya untuk dapat menyelesaikan masalahnya sendiri. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan dengan baik maka keterampilan coaching akan membantu kita sebagai pemimpin pembelajaran dengan pertanyaan- pertanyaan untuk memprediksi hasil dan berbagai opsi dalam pengambilan keputusan. Coaching dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang tepat yang akan berpengaruh sehingga terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman dengan demikian akan berpengaruh bagi peserta didik dalam proses pembelajaran.

Sesi coaching membantu guru untuk memaksimalkan potensi yang dimiliki dan memecahkan permasalahan saat menjadi pemimpin pembelajaran, sehingga pada saat menentukan suatu solusi dari permasalahan dilema etika seorang guru mampu mengidentifikasi suatu permasalahan dengan teknik coaching, sehingga mampu menghasilkan keputusan yang tepat dan berpihak pada murid.

  1. Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Pada saat pengambilan keputusan dilakukan, seorang guru perlu memiliki kemampuan dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosional agar proses pengambilan keputusan dilakukan secara sadar penuh, kesadaran atas  berbagai pilihan dan dampak yang ada. Ketika seorang guru telah menguasai pengetahuan dan keterampilan  serta sikap yang baik mengenai aspek sosial dan emosional, maka keputusan yang diambil memiliki dampak dan tujuan yang positif, keputusan yang diambil juga dapat dipertanggungjawabkan. Kesadaran akan aspek sosial emosional disaat mengambil keputusan juga diperlukan oleh seorang guru terutama saat dihadapkan dengan kasus tertentu yang menuntutnya untuk mengambil suatu keputusan, guru dapat mengarahkan diri untuk melakukan Teknik STOP, yang dilakukan adalah berhenti, kemudian menarik nafas panjang, hingga memberikan waktu untuk memahami dengan baik kasus yang dihadapi. Guru juga akan mencari tau apa yang dirasakan murid dan mau mendengarkan dengan penuh perhatian (fokus). Respon guru yang berkesadaran penuh ini lah yang akan mempengaruhi putusan yang diambil.

  1. Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik.

Keberpihakan dan mengutamakan kepentingan peserta didik dapat tercipta dari tangan pendidik yang mampu membuat solusi tepat dari setiap permasalahan yang terjadi. Pendidik yang mampu melihat permasalahan dari berbagai kacamata dan pendidik yang dengan tepat mampu membedakan apakah permasalahan yang dihadapi termasuk dilema etika atau bujukan moral. 

Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai yang dianutnya akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan. 

Jika nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan dan begitupun sebaliknya jika nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung hanya benar secara pribadi dan tidak sesuai harapan kebanyakan pihak.

Kita tahu bahwa Nilai-nilai yang dianut oleh Guru Penggerak adalah reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada anak didik. Nilai-nilai tersebut akan mendorong guru untuk menentukan keputusan masalah moral atau etika yang tepat sasaran, benar dan meminimalisir kemungkinan kesalahan pengambilan keputusan yang dapat merugikan semua pihak khususnya peserta didik.

  1. Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran kita sering dihadapkan pada situasi dimana kita diharuskan mengambil suatu keputusan, namun terkadang dalam pengambilan keputusan terutama pada situasi dilema kita masih kesulitan misalnya lingkungan yang kurang mendukung, bertentangan dengan peraturan, pimpinan tidak memberikan kepercayaan karena merasa lebih berwenang, dan meyakinkan orang lain bahwa keputusan yang diambil sudah tepat, perbedaan cara pandang serta adanya opsi benar lawan benar atau sama-sama benar. Untuk dapat mengambil sebuah keputusan yang tepat dan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman, hal pertama yang harus kita lakukan adalah mengenali terlebih dahulu kasus yang terjadi apakah kasus tersebut termasuk dilema etika atau bujukan moral. Jika kasus tersebut merupakan dilema etika, sebelum mengambil sebuah keputusan kita harus mampu menganalisa pengambilan keputusan berdasarkan pada 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan sehingga hasil keputusan yang kita ambil mampu menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman untuk muridnya. Intinya pengambilan keputusan yang tepat terkait kasus-kasus pada masalah moral atau etika hanya dapat dicapai jika dilakukan melalui 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Dapat dipastikan bahwa jika pengambilan keputusan dilakukan secara akurat melalui proses analisis kasus yang cermat dan sesuai dengan 9 langkah tersebut, maka keputusan tersebut diyakini akan mampu mengakomodasi semua kepentingan dari pihak-pihak yang terlibat, maka hal tersebut akan berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

  1. Selanjutnya, apakah kesulitan-kesulitan di lingkungan Anda yang sulit dilaksanakan untuk menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Apakah ini kembali ke masalah perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Kesulitan di lingkungan saya yang sulit untuk mengambil keputusan terhadap kasus dilema etika dimana terdapat cara pandang dalam menilai kasus dilema etika dan mindset serta budaya sekolah yang sudah terbiasa seperti sejak lama. Perubahan paradigma diperlukan dalam keputusan-keputusan pengambilan keputusan sehingga dapat menghasilkan keputusan yang dapat mengakomodir seluruh kepentingan. Berdasarkan kasus tersebut kembali ke masalah paradigma di lingkungan sekolah.

  1. Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita?

Sebagai seorang pendidik, saya merasa terbantu dengan penjelasan materi dari modul 3.1 terkait pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran karena sebelumnya kita sering menemukan dilema namun kita belum bisa menyelesaikan permasalahan dengan mengambil sebuah keputusan dengan tepat, dengan semua materi yang telah dipelajari dari modul 3.1 ini maka ketika kita mengambil keputusan harus memperhatikan beberapa hal penting terkait 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan maka keputusan yang kita ambil akan berdampak baik kepada murid karena pada dasarnya tujuan pembelajaran adalah dapat memberikan keselamatan dan kebahagian pada murid, sehingga dengan keselamatan dan kebahagiaan yang didapatkan oleh murid maka kita telah mampu memerdekakan mereka dalam belajar Pendidik sudah seharusnya memberikan keputusan yang bersifat positif, membuat murid merasa nyaman, dan tenang. Semuanya dilakukan untuk memerdekakan murid dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan belajar mereka. Karena pengambilan keputusan yang tepat akan mempengaruhi pengajaran seorang guru untuk mewujudkan Pendidikan yang memerdekakan murid.

  1. Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, pengambilan keputusan erat kaitannya dengan mempertimbangkan konsekuensi positif dan negatif yang ditimbulkan. Utamanya jika keputusan itu berkenaan dengan kehidupan dan masa depan murid-muridnya. Seorang guru akan akan dijadikan figur/idola bahkan cenderung dirindukan oleh murid-murid yang merasa nyaman ketika yang bersangkutan membersamai muridnya dalam proses pembelajaran. Setiap lakunya akan senantiasa dijadikan pedoman. Pun ketika seorang pendidik dihadapkan dalam permasalahan yang menyangkut masa depan anak tersebut, contohnya mengenai studi kasus seorang murid yang ketahuan mencontek di Ujian Akhir Sekolah. Maka seorang guru pastinya akan memikirkan keputusan seperti apa yang akan diberikan kepada murid tersebut. Tentunya mempertimbangkan berbagai aspek yang orientasinya berpusat pada kepentingan murid. Dalam hal ini, seorang guru tidak bermaksud untuk melanggar peraturan, namun lebih membelokkan aturan. Membelokkan aturan dalam hal ini murid tersebut tetap diberikan sanksi edukasi atas kecurangan yang diperbuatnya, namun tidak merugikan masa depannya. Dengan kata lain seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan tetap berpijak pada 3 aspek penting dalam pengambilan keputusan yaitu nilai-nilai kebajikan universal, kepentingan murid, dan tanggung jawab.

  1. Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan dari pembelajaran modul ini yang dikaitkan dengan modul-modul  sebelumnya, yaitu: 

  1. Seorang guru yang sekaligus sebagai pemimpin pembelajaran haruslah mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan dari masalah yang dihadapi berdasarkan filosofi Ki Hajar Dewantara.

  2. Pengambilan sebuah keputusan harus berlandaskan pada budaya positif yang sesuai alur BAGJA, sehingga akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman.

  3. Dalam pengambilan keputusan seorang pendidik harus mempunyai kesadaran penuh untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar Pancasila, 

  4. Dalam perjalanan menuju profil pelajar Pancasila, akan menemui dilema etika dan bujukan moral, sehingga diperlukan pedoman 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan agar dapat memutuskan dan memecahkan masalah yang berpihak pada murid demi terwujudnya merdeka belajar.

1 komentar:

  1. Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, pengambilan keputusan erat kaitannya dengan mempertimbangkan konsekuensi positif dan negatif yang ditimbulkan. Utamanya jika keputusan itu berkenaan dengan kehidupan dan masa depan murid-muridnya.

    BalasHapus