Limit Fungsi Trigonometri Matematika Kelas XII SMA K13 Peminatan REMMI ADI PUTRA

Selasa, 22 Februari 2022

Koneksi Antar Materi Modul 2.1

 

2.1.a.9 Koneksi Antar Materi Modul 2.1

Pembelajaran Berdiferensiasi

 

Oleh :

Remmi Adi Putra, M.Pd

CGP Angkatan 4

Kabupaten Kerinci

 

  1. Apa yang dimaksud dengan pembelajaran Berdiferensiasi dan bagaimana hal ini dapat dilakukan di kelas?

Defenisi Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah suatu pendekatan sistematis untuk merancang kurikulum dan instruksi pembelajaran bagi siswa yang beragam, kemampuannya, minatnya serta kebutuhan belajarnya atau dengan bahasa lain Usaha guru dalam menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu.

 

Konsep Dasar Pembelajaran Berdiferensiasi

Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru dengan berorientasi kepada kebutuhan murid (Tomlinson, 2001)

 

Strategi Diferrensiasi

Pembelajaran Berdiferensiasi adalah menciptakan suatu kelas yang beragam dengan memberikan kesempatan dalam meraih konten, memproses suatu ide dan meningkatkan hasil belajar setiap murid, sehingga murid-murid akan bisa belajar dengan lebih efektif. Setelah memetakan kebutuhan murid, maka langkah selanjutnya adalah menentukan Diferensiasi apa yang akan diterapkan serta dilanjutkan dengan Penilaian Berkelanjutan, guru menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang ditetapkan.

 

Diferensiasi Konten

Diferensiasi konten merujuk pada strategi membedakan pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten adalah materi pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan kurikulum.

Diferensiasi Produk

Merujuk pada strategi memodifikasi produk hasil belajar murid, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari.

Diferensiasi Proses

Merujuk pada strategi membedakan proses yang harus dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami isi (content) materi.

 

  1. Bagaimana Pembelajaran Berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan membantu mencapai hasil belajar yang optimal?

Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar Murid

Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek.

Ketiga aspek tersebut adalah:

1.     Kesiapan belajar (readiness) murid

Tomlinson (2001) mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Bersifat mendasar-Bersifat transformatif, Konkret-Abstrak, Sederhana-Kompleks, Terstruktur-Open Ended, Tergantung (dependent)-Mandiri (Independent), Lambat-Cepat

2.     Minat murid

Ada murid yang minatnya sangat besar dalam bidang seni, matematika, sains, drama, memasak, dsb

Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk “terlibat aktif” dalam proses pembelajaran (Tomlinson, 2001)

CeKJaM

Cocokkan Mencari kecocokan antara minat murid dengan tujuan pembelajaran

Koneksikan Menunjukkan koneksi antar materi pembelajaran

Jembatani Menjembatani pengetahuan awal murid dengan pengetahuan yang baru

Memotivasi Memungkinkan tumbuhnya motivasi murid untuk belajar

3.     Profil belajar murid

Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, seperti: bahasa, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya.

Menurut Tomlinson (2001), ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi pembelajaran seseorang. Berikut ini adalah beberapa yang harus diperhatikan:

     Lingkungan: suhu, tingkat aktivitas, tingkat kebisingan, jumlah cahaya.

     Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.

     Visual: belajar dengan melihat (diagram, power point, catatan, peta, grafik organisator).

     Auditori: belajar dengan mendengar (kuliah, membaca dengan keras, mendengarkan musik).

     Kinestetik: belajar sambil melakukan (bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).

 

Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor. Berikut ini adalah beberapa diantaranya:

     Preferensi terhadap lingkungan belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur,  dsb.
Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb. 

     Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.

     Preferensi gaya belajar.
Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan mengingat informasi baru.  Secara umum gaya belajar ada tiga, yaitu:

1.    visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa gambar, menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer );

2.    auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat  saat berdiskusi, mendengarkan musik);

3.    kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).
Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka penting bagi guru untuk berusaha untuk menggunakan kombinasi gaya mengajar.

     Preferensi berdasarkan kecerdasan  majemuk (multiple  intelligences): visual-spasial, musical, bodily-kinestetik, interpersonal, intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic-matematika.

 

  1. Jelaskan Bagaimana Anda melihat kaitan antara materi dalam modul ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak!

Kaitan Antara Materi Modul ini dengan Modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak

a.    Pembelajaran Berdiferensiasi dengan Filosofi Pendidikan KHD

Dalam Filosofi Pendidikan KHD bahwa guru sebagai among harus memperhatikan kodrat anak, berpihak pada anak dan Guru menghamba pada murid. Hal ini sejalan dengan Pembelajaran Berdiferensiasi yang pada hakekatnya merupakan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan individu murid dalam mengembangkan potensi dirinya

b.    Pembelajaran Berdiferensiasi dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak

Dalam Pembelajaran Berdiferensiasi guru harus membuat pemetaan (mapping) kebutuhan belajar murid yang sangat kompleks. Untuk itu guru harus memiliki Nilai-nilai mandiri, reflektif, kolaboratif, novatif serta berpihak pada murid sebagai modal dalam mengimplementasikan pembelajaran yang berpihak pada murid di sekolah. Selain itu Guru Penggerak memiliki peran yang mendukung penerapan Pembelajaran Berdiferensiasi. Adapun Peran Guru Penggerak tersebut adalah menjadi pemimpin pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain, mendorong kolaborasi antar guru serta mewujudkan kepemimpinan murid.

c.    Pembelajaran Berdiferensiasi dengan Visi Guru Penggerak

Guru Penggerak memiliki VISI untuk melakukan perubahan positif dalam pembelajaran yang berpihak pada murid (Pembelajaran Berdiferensiasi) dengan Strategi Pendekatan Inquiri Apresiatif (IA) yaitu pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan berbasis kekuatan. Perubahan positif yang dilakukan melalui pembelajaran berdiferensiasi. Pendekatan IA merupakan manajemen perubahan yang biasa dilakukan dengan lebih menitikberatkan pada masalah apa yang terjadi dan apa yang salah dari proses tersebut untuk diperbaiki. Sedangkan IA berusaha fokus pada kekuatan yang dimiliki setiap anggota dan menyatakannya untuk menghasilkan kekuatan tertinggi.

d.    Pembelajaran Berdiferensiasi dengan Budaya Positif

Pembelajaran berdiferensiasi membentuk budaya positif di sekolah. Budaya positif dalam konteks ini dapat didefinisikan sebagai nilai-nilai keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat, dan bertanggung jawab. Budaya positif tidak dapat berdiri sendiri dalam membentuk budaya ajar (learning culture) akan tetapi terintegrasi dalam pembelajaran berdiferensiasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar