2.1.a.9
Koneksi Antar Materi Modul 2.1
Pembelajaran
Berdiferensiasi
Oleh :
Remmi Adi Putra, M.Pd
CGP Angkatan 4
Kabupaten Kerinci
- Apa
yang dimaksud dengan pembelajaran Berdiferensiasi dan bagaimana hal ini
dapat dilakukan di kelas?
Defenisi
Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah suatu pendekatan
sistematis untuk merancang kurikulum dan instruksi pembelajaran bagi siswa yang
beragam, kemampuannya, minatnya serta kebutuhan belajarnya atau dengan bahasa
lain Usaha guru dalam menyesuaikan proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi
kebutuhan belajar individu.
Konsep Dasar
Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian keputusan
masuk akal (common sense) yang dibuat oleh guru dengan berorientasi kepada
kebutuhan murid (Tomlinson, 2001)
Strategi
Diferrensiasi
Pembelajaran Berdiferensiasi adalah menciptakan suatu
kelas yang beragam dengan memberikan kesempatan dalam meraih konten, memproses
suatu ide dan meningkatkan hasil belajar setiap murid, sehingga murid-murid
akan bisa belajar dengan lebih efektif. Setelah memetakan kebutuhan murid, maka
langkah selanjutnya adalah menentukan Diferensiasi apa yang akan diterapkan
serta dilanjutkan dengan Penilaian Berkelanjutan, guru
menggunakan informasi yang didapatkan dari proses penilaian formatif yang telah
dilakukan, untuk dapat menentukan murid mana yang masih ketinggalan, atau
sebaliknya, murid mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar yang
ditetapkan.
Diferensiasi
Konten
Diferensiasi konten merujuk pada strategi membedakan
pengorganisasian dan format penyampaian konten. Konten adalah materi
pengetahuan, konsep, dan keterampilan yang perlu dipelajari murid berdasarkan
kurikulum.
Diferensiasi
Produk
Merujuk pada strategi memodifikasi produk hasil belajar
murid, hasil latihan, penerapan, dan pengembangan apa yang telah dipelajari.
Diferensiasi
Proses
Merujuk pada strategi membedakan proses yang harus
dijalani oleh murid yang dapat memungkinkan mereka untuk berlatih dan memahami
isi (content) materi.
- Bagaimana
Pembelajaran Berdiferensiasi dapat memenuhi kebutuhan belajar murid dan
membantu mencapai hasil belajar yang optimal?
Mengidentifikasi atau Memetakan Kebutuhan Belajar Murid
Tomlinson (2001) dalam bukunya yang
berjudul How to Differentiate Instruction
in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan
kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek.
Ketiga aspek tersebut adalah:
1.
Kesiapan belajar (readiness)
murid
Tomlinson (2001) mengatakan bahwa merancang pembelajaran
berdiferensiasi mirip dengan menggunakan tombol equalizer pada stereo atau
pemutar CD. Bersifat mendasar-Bersifat transformatif, Konkret-Abstrak,
Sederhana-Kompleks, Terstruktur-Open Ended, Tergantung (dependent)-Mandiri (Independent),
Lambat-Cepat
2.
Minat murid
Ada murid yang minatnya sangat besar dalam bidang seni,
matematika, sains, drama, memasak, dsb
Minat adalah salah satu motivator penting bagi murid untuk
“terlibat aktif” dalam proses pembelajaran (Tomlinson, 2001)
CeKJaM
Cocokkan Mencari kecocokan antara minat murid dengan tujuan pembelajaran
Koneksikan Menunjukkan koneksi antar materi pembelajaran
Jembatani Menjembatani pengetahuan awal murid dengan pengetahuan yang baru
Memotivasi Memungkinkan tumbuhnya motivasi murid untuk belajar
3.
Profil belajar murid
Profil belajar murid terkait dengan banyak faktor, seperti:
bahasa, budaya, kesehatan, keadaan keluarga, dan kekhususan lainnya.
Menurut Tomlinson (2001), ada banyak faktor yang dapat
mempengaruhi pembelajaran seseorang. Berikut ini adalah beberapa yang harus
diperhatikan:
❖
Lingkungan: suhu, tingkat aktivitas, tingkat
kebisingan, jumlah cahaya.
❖
Pengaruh Budaya: santai - terstruktur, pendiam
- ekspresif, personal - impersonal.
❖
Visual: belajar dengan melihat (diagram, power
point, catatan, peta, grafik organisator).
❖
Auditori: belajar dengan mendengar (kuliah,
membaca dengan keras, mendengarkan musik).
❖
Kinestetik: belajar sambil melakukan (bergerak
dan meregangkan tubuh, kegiatan hands on, dsb).
Profil belajar murid terkait dengan banyak
faktor. Berikut ini adalah beberapa diantaranya:
●
Preferensi terhadap lingkungan
belajar, misalnya terkait dengan suhu ruangan, tingkat kebisingan, jumlah
cahaya, apakah lingkungan belajarnya terstruktur/tidak terstruktur, dsb.
Contohnya: mungkin ada anak yang tidak dapat belajar di ruangan yang terlalu
dingin, terlalu bising, terlalu terang, dsb.
●
Pengaruh Budaya: santai -
terstruktur, pendiam - ekspresif, personal - impersonal.
●
Preferensi gaya belajar.
Gaya belajar adalah bagaimana murid memilih, memperoleh, memproses, dan
mengingat informasi baru. Secara umum
gaya belajar ada tiga, yaitu:
1. visual: belajar dengan melihat (misalnya melalui materi yang berupa
gambar, menampilkan diagram, power point, catatan, peta, graphic organizer );
2. auditori: belajar dengan mendengar (misalnya mendengarkan penjelasan
guru, membaca dengan keras, mendengarkan pendapat saat berdiskusi, mendengarkan musik);
3. kinestetik: belajar sambil melakukan (misalnya bergerak dan meregangkan
tubuh, kegiatan hands on, dsb).
Mengingat bahwa murid-murid kita memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, maka
penting bagi guru untuk berusaha untuk menggunakan kombinasi gaya mengajar.
●
Preferensi berdasarkan
kecerdasan majemuk (multiple intelligences): visual-spasial, musical,
bodily-kinestetik, interpersonal,
intrapersonal, verbal-linguistik, naturalis, logic-matematika.
- Jelaskan Bagaimana Anda melihat kaitan antara materi dalam modul
ini dengan modul lain di Program Pendidikan Guru Penggerak!
Kaitan Antara Materi Modul ini dengan Modul lain di Program
Pendidikan Guru Penggerak
a. Pembelajaran Berdiferensiasi
dengan Filosofi Pendidikan KHD
Dalam Filosofi Pendidikan KHD bahwa guru sebagai among harus
memperhatikan kodrat anak, berpihak pada anak dan Guru menghamba pada murid.
Hal ini sejalan dengan Pembelajaran Berdiferensiasi yang pada hakekatnya
merupakan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan individu murid dalam
mengembangkan potensi dirinya
b. Pembelajaran Berdiferensiasi
dengan Nilai dan Peran Guru Penggerak
Dalam Pembelajaran Berdiferensiasi guru harus membuat
pemetaan (mapping) kebutuhan belajar
murid yang sangat kompleks. Untuk itu guru harus memiliki Nilai-nilai mandiri,
reflektif, kolaboratif, novatif serta berpihak pada murid sebagai modal dalam
mengimplementasikan pembelajaran yang berpihak pada murid di sekolah. Selain
itu Guru Penggerak memiliki peran yang mendukung penerapan Pembelajaran
Berdiferensiasi. Adapun Peran Guru Penggerak tersebut adalah menjadi pemimpin
pembelajaran, menggerakkan komunitas praktisi, menjadi coach bagi guru lain,
mendorong kolaborasi antar guru serta mewujudkan kepemimpinan murid.
c. Pembelajaran Berdiferensiasi
dengan Visi Guru Penggerak
Guru Penggerak memiliki VISI untuk melakukan perubahan
positif dalam pembelajaran yang berpihak pada murid (Pembelajaran
Berdiferensiasi) dengan Strategi Pendekatan Inquiri
Apresiatif (IA) yaitu pendekatan manajemen perubahan yang kolaboratif dan
berbasis kekuatan. Perubahan positif yang dilakukan melalui pembelajaran
berdiferensiasi. Pendekatan IA merupakan manajemen perubahan yang biasa
dilakukan dengan lebih menitikberatkan pada masalah apa yang terjadi dan apa
yang salah dari proses tersebut untuk diperbaiki. Sedangkan IA berusaha fokus
pada kekuatan yang dimiliki setiap anggota dan menyatakannya untuk menghasilkan
kekuatan tertinggi.
d. Pembelajaran Berdiferensiasi
dengan Budaya Positif
Pembelajaran berdiferensiasi membentuk budaya positif di
sekolah. Budaya positif dalam konteks ini dapat didefinisikan sebagai
nilai-nilai keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada
murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat,
dan bertanggung jawab. Budaya positif tidak dapat berdiri sendiri dalam
membentuk budaya ajar (learning culture)
akan tetapi terintegrasi dalam pembelajaran berdiferensiasi.